Siroh Nabawiyyah #1

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Tema: Mempelajari Siroh Nabi ﷺ Merupakan Bagian dari Agama Islam

Judul: Ihtimam Para Salafush Shalih Terhadap Siroh Nabi ﷺ

Sesungguhnya mempelajari siroh Nabi ﷺ merupakan bagian dari agama ini. Karenanya salaf terdahulu, mereka memiliki perhatian besar di dalam mempelajari siroh Nabi ﷺ. Dan banyak nukilan-nukilan dari mereka yang menunjukkan betapa besar perhatian mereka terhadap sejarah Nabi ﷺ.

Seperti yang dinukilkan dari Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib dalam kitab al-Jami li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami, beliau pernah berkata:

 كُنَّا نُعَلَّمُ مَغَازِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَرَايَاهُ كَمَا نُعَلَّمُ السُّورَةَ مِنَ الْقُرْآنِ

“Kami dahulu diajari tentang sejarah peperangan Nabi ﷺ baik yang Nabi ikut serta maupun tidak sebagaimana kami diajari tentang surat al-Qur’an.”

Ini menunjukkan bahwa para salaf terdahulu benar-benar menaruh perhatian terhadap sejarah Nabi ﷺ, termasuk peperangan-peperangan Nabi ﷺ, sebagaimana dahulu mereka mengajarkan tentang surat-surat dalam al-Qur’an.

Dan dalam kitab yang sama, hal yang sama juga ditunjukkan oleh al-Imam az-Zuhriy rahimahullah, beliau berkata:

فِي عِلْمِ الْمَغَازِي عِلْمُ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيَا

“Dalam ilmu sejarah Nabi ﷺ ada ilmu akhirat dan ilmu dunia.”

Demikian juga perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah dalam kitab Shaidul Khathir yang menunjukkan perhatian kepada Siroh Nabi ﷺ, beliau berkata:

رَأَيْتُ الاِشْتِغَالَ بِالْفِقْهِ وَسَمَاعِ الْحَدِيْثِ لاَ يَكَادُ يَكْفِي فِي صَلاَحِ الْقَلْبِ، إِلاَّ أَنْ يُمْزَجَ بِالرَّقَائِقِ وَالنَّظْرِ فِي سِيَرِ السَّلَفِ الصَّالِحِيْنَ.

“Aku memandang bahwa hanya sibuk mempelajari fikih dan hanya sibuk mempelajari hadits-hadits Nabi ﷺ (yaitu yang berkaitan dengan fikih) tidak cukup untuk memperbaiki hati kecuali apabila digabungkan dengan mempelajari raqaiq (yang dapat melembutkan hati) dan juga mempelajari sejarah para salafush shalih.”

Dan dalam kitab yang sama beliau juga berkata:

وَأَصْلُ الأُصُوْلِ الْعِلْمُ، وَأَنْفَعُ الْعُلُوْمِ النَّظَرُ فِي سِيَرِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ: {أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ}

“Pokok dari perkara-perkara yang pokok adalah ilmu, dan ilmu yang paling bermanfaat adalah memperhatikan sejarah Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya. “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah maka ikutilah petunjuk mereka” (QS. Al-Anam, Ayat 90).”

Perhatikan perkataan yang indah dari Ibnul Jauziy rahimahullah ini. Beliau mengatakan bahwasanya meskipun kita butuh mempelajari ilmu fiqh dan hadits-hadits Nabi ﷺ untuk mempelajari bagian dari agama ini, tetapi hal ini tidak cukup untuk membersihkan dan meluruskan hati. Seseorang butuh untuk mempelajari ar-raqaiq, mengkhususkan waktu untuk mempelajari zuhud dan perkara yang berkaitan dengan akhiratnya. Sehingga dia semakin yakin bahwa dunia ini akan sirna. Dirinya akan disidang oleh Allah ﷻ. Dia akan dihadapkan kepada Allah ﷻ. Dan maut pun akan menjemputnya.

Oleh karena itu, hendaknya seseorang mempelajari siroh (perjalanan hidup) orang-orang terdahulu. Sebab ketika ia mempelajari siroh perjalanan orang-orang terdahulu termasuk bagaimana ibadah mereka, maka hal ini akan meluruskan hatinya, apalagi jika yang dipelajari adalah siroh Nabi ﷺ.

Selain itu, pada kenyataannya seseorang tidak akan bisa menguasai ilmu fikih dengan baik dan sempurna jika ia kurang menguasai siroh Nabi, karena banyaknya hukum-hukum yang berkaitan dengan siroh dan peperangan-peperangan Nabi. Dengan mengetahui alur sejarah perjalanan Nabi, hal tersebut akan lebih memudahkan untuk memahami fikih Nabi dan juga tentang asbabun nuzul ayat dan asbabun wurud hadits yang lebih membantu memahami fikih ayat dan hadits tersebut.

Dalam kitab al-Jami li Akhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah berkata:

تَتَعَلَّقُ بِمَغَازِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْكَامٌ كَثِيرَةٌ فَيَجِبُ كَتْبُهَا وَالْحِفْظُ لَهَا

“Banyak hukum yang berkaitan dengan peperangan-peperangan Nabi ﷺ, wajib untuk mencatat peperangan-peperangan tersebut dan menjaganya.”

Dan dalam kitab Maghazi Rasulillah ﷺ li Urwah bin Az-Zubair, diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa beliau memiliki waktu khusus untuk mengajarkan siroh, padahal beliau adalah sahabat yang merupakan ahli tafsir (mufassir) dan orang yang alim di kalangan sahabat. Akan tetapi, beliau mengkhususkan waktu untuk mengajarkan siroh Nabi ﷺ, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ubaidillah bin Utbah ketika menyifati majelis Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau mengatakan:

وَلَقَدْ كُنَّا نَحْضُرُ عِنْدَهُ فَيُحَدِّثُنَا الْعَشِيَّةَ كُلَّهَا فِي الْمَغَازِي

“Kami menghadiri majelis Ibnu Abbas pada suatu sore dan seluruh waktu beliau habiskan untuk mengajarkan tentang siroh Nabi ﷺ (tentang peperangan Nabiﷺ).”

Dengan kata lain, Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma membuat pengajian khusus tentang siroh Nabi ﷺ.

Karena itulah, mempelajari siroh Nabi ﷺ adalah perkara yang penting dan termasuk bagian dari agama.