Siroh Nabawiyyah #2

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Tema: Mempelajari Siroh Nabi ﷺ Merupakan Bagian dari Agama Islam

Judul: Siroh Nabi ﷺ adalah Siroh yang Istimewa

Apabila kita perhatikan, siroh Nabi ﷺ adalah siroh yang istimewa. Kita sedang mempelajari seorang tokoh yang tidak sama dengan tokoh yang lain. Terdapat sebuah buku yang berjudul The 100, A Ranking to The Most Influential People in History karya Michael H. Hart (100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah). Dalam buku ini disebutkan, ada 100 tokoh yang dianggap paling berpengaruh di dunia, termasuk yang disebutkan adalah Hitler -Urutan No ke-39-. Penulis buku tersebut, menjadikan Nabi ﷺ sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh. Selain beliau ada Budha Sidharta Gautama -urutan ke-4-, Kong Hu Cu -Urutan ke-5- dan yang lainnya.

Meskipun Michael H. Hart menjadikan Nabi ﷺ sebagai tokoh nomor satu paling berpengaruh di dunia, akan tetapi membandingkan sejarah Nabi dengan sejarah orang-orang ini tidaklah pantas. Mengapa demikian? Karena Nabi ﷺ adalah manusia yang berbeda dengan manusia lainnya. Beliau adalah manusia yang sangat mulia, manusia yang paling dimuliakan oleh Allah ﷻ. Beliau telah mencapai suatu kedudukan yang tidak pernah dicapai oleh makhluk selain beliau. Diantaranya ketika bertemu dengan Allah ﷻ (saat isra miraj), lalu naik (miraj) ke tempat yang sangat tinggi (sidrotul muntaha) untuk bertemu dengan Allah ﷻ (dan beliau nyaris bertemu langsung dengan Allah ﷻ).

Sampai-sampai sahabat Abu Ad-Darda’ radhiallahu ‘anhu bertanya kepada beliau:

هَلْ رَأَيْتَ رَبَّكَ عَزَّ وَجَلَّ؟

“Apakah engkau melihat Rabb-mu azza wa jalla?”

Nabi ﷺ berkata:

نُورٌ أَنَّى أَرَاهُ

“Ada cahaya, bagaimana saya bisa melihat Allah ﷻ.” (HR. Muslim No. 178)

Artinya beliau berada di tempat yang sangat dekat dengan Allah ﷻ, yang mana tidak pernah ada yang sampai ke tempat tersebut. Bahkan menurut para ulama, Jibril sekalipun belum pernah sampai ke tempat tersebut, melainkan hanya Nabi ﷺ saja.

Selain itu, Nabi ﷺ adalah sosok manusia yang pernah melihat langsung surga dan neraka. Dalam sejumlah hadits, Rasalullah ﷺ diperlihatkan surga dan neraka oleh Allah ﷻ. Nabi pernah melihat surga bukan dengan pandangan hati akan tetapi dengan melihatnya secara langsung, dan Allah sendirilah yang memperlihatkannya. Tentu saja seseorang yang pernah melihat surga dan neraka secara langsung akan tertanam pada dirinya keimanan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sejarah Nabi bukanlah layaknya sejarah tokoh biasa. Namun beliau hanya pantas disandingkan dengan para Nabi yang lain. Tidak layak dibandingkan dengan Hitler, Buddha, Kong Hu Cu atau tokoh-tokoh lainnya.

Selain itu, tokoh-tokoh tersebut meskipun memiliki pengaruh dan sejarah, akan tetapi sejarah mereka hanyalah dinilai hebat dalam sebagian sisi kehidupan saja, dan itupun tidak sempurna. Berbeda dengan sejarah Nabi ﷺ yang menurut para ulama, sejarah beliaulah satu-satunya yang sempurna dari seluruh sisi dan aspek kehidupan.

Demikian juga, sejarah Nabi ﷺ adalah sejarah paling lengkap yang pernah ada dibandingkan tokoh-tokoh tersebut. Sejarah Nabi ﷺ dihimpun mulai dari masa kecil, kemudian masa muda beliau sebelum diangkat menjadi Nabi, hingga diutus menjadi Nabi, bahkan hingga beliau ﷺ meninggal dunia. Sungguh, betapa langka sejarah yang ditulis secara lengkap seperti ini dengan bukti dan kesaksian otentik yang dapat dibuktikan secara sanad.

Sejarah hidup beliau sarat dengan pelajaran dari segala sisi. Mulai dari semenjak beliau masih anak-anak, sebelum diangkat menjadi Nabi, lalu dari sisi figur sebagai seorang kepala keluarga, seorang ayah, seorang teman, seorang pemimpin (kepala negara), dan lain-lain yang kesemuanya mengandung pelajaran yang bisa dipetik. Bahkan di saat beliau berperang dan bermuamalah baik dengan sesama muslim, non muslim, ataupun terhadap musuh dalam perang, semuanya lengkap terdokumentasi dalam sejarah Nabi ﷺ. Hal Ini tidak akan bisa didapatkan dalam sejarah tokoh-tokoh lain. Bahkan sekalipun tentang para Nabi (selain beliau), tidak akan dijumpai secara lengkap sejarah mereka.

Misalnya, tentang Nabi Isa alayhis salam, apabila kita ingin mencari informasi bagaimana sosok beliau sebagai seorang ayah, maka tidak akan kita dapati keterangan yang valid dalam sejarah beliau. Bahkan di dalam kitab yang dianggap suci oleh orang nasrani sekalipun, yaitu Kitab Injil, tidak akan kita dapati bagaimana sosok Nabi Isa sebagai seorang ayah. Demikian pula jika kita ingin mencontoh Nabi Isa sebagai seorang suami, tidak akan kita dapati informasinya di dalam buku-buku yang dianggap suci oleh mereka.