Siroh Nabawiyyah #3

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Tema: Mempelajari Siroh Nabi ﷺ Merupakan Bagian dari Agama Islam

Judul: Nabi ﷺ adalah Nabi yang Sangat Mulia

Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa sejarah Nabi ﷺ adalah sejarah yang sangat spesial dan istimewa, berbeda dengan sejarah tokoh-tokoh lain, karena sejarah beliau begitu lengkap dan terperinci dari segala lini kehidupan. Dan di setiap lini kehidupan Nabi ﷺ tersebut membuahkan keteladanan yang sangat luar biasa, baik beliau sebagai seorang ayah, suami, teman, kepala negara, da’i, ataupun mufti (pemberi fatwa), semuanya ada dan dicontohkan oleh Rosululloh ﷺ dalam sejarah beliau.

Pantas kiranya Alloh ﷻ mengatakan:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berada di atas perangai yang mulia.” (QS. Al-Qolam, Ayat 4)

Perhatikanlah bahwa yang memuji Nabi ﷺ bukanlah manusia, namun yang memuji beliau ﷺ langsung adalah Robbul ‘alamin, pencipta alam semesta ini. Dan pujian Alloh tersebut diabadikan dalam al-Qur’an yang dihafalkan oleh jutaan kaum Muslimin.

Dalam ayat di atas, terdapat banyak penekanan yang Alloh berikan dengan menggunakan huruf “taukid” (huruf yang didatangkan untuk penekanan makna) yang menunjukkan sungguh-sungguh, yaitu :

  1. wa innakasesungguhnya engkau
  2. la’alāsungguh-sungguh / benar-benar berada di atas perangai yang mulia

Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang kehidupannya dijadikan sumpah oleh Alloh ﷻ kecuali Nabi ﷺ. Sebagaimana sumpah Alloh dalam surat al-Hijr, Alloh ﷻ berfirman:

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

“Demi Umurmu (wahai Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing dalam kesesatan.” (QS. Al-Hijr, Ayat 72)

Dalam ayat di atas, Alloh ﷻ sebenarnya sedang menceritakan tentang kisah kaum Nabi Luth alaihissalam yang terjerumus dalam praktek homoseksual, kemudian Nabi Luth menasehati mereka agar mereka meninggalkannya, namun mereka menolak nasehat tersebut. Nabi Luth mengatakan: Kalau kalian ingin menikah, maka

هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِيْنَ

“Inilah putri-putriku jika kalian hendak berbuat (secara halal).” (QS. Al-Hijr, Ayat 71)

Luth mengatakan: “Janganlah kalian mendatangi para lelaki, maka nikahilah putri-putriku.” Tetapi mereka menolaknya. Kemudian di ayat setelahnya, Alloh berfirman :

لَعَمْرُكَ …

“Demi umurmu (atau demi kehidupanmu) (wahai Muhammad)… “

Para ulama menerangkan boleh dibaca “la’umruka” atau “la’amruka“, keduanya sama maknanya. Akan tetapi, dalam sumpah biasanya diucapkan dengan memfathahkan ‘ain (la’amruka) yang artinya “demi kehidupanmu”. Namun bisa pula diucapkan dengan mendhammahkan ‘ain (la’umruka) yang berarti “demi umurmu”.

Ibnu Abbas Radhiyallohu ‘anhu menafsirkan: “Demi kehidupanmu wahai Muhammad, sesungguhnya mereka (kaum Nabi Luth) benar-benar buta dalam kemaksiatan mereka”. Setelah dinasihati oleh Nabi Luth sampai-sampai beliau menawarkan anak-anak wanitanya, namun mereka menolaknya dan tidak berminat.

Menurut para ulama, dalam ayat di atas Alloh ﷻ tidak bersumpah dengan kehidupan atau umur Nabi Luth, padahal ayat ini mengisahkan tentang Nabi Luth alaihissalam dan kaumnya. Namun Alloh bersumpah dengan kehidupan atau umur Nabi Muhammad ﷺ. Mengapa demikian? Hal ini karena Alloh tidak pernah bersumpah dengan umur seseorang kecuali dengan umur Nabi Muhammad ﷺ.

Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata :

مَا خَلَقَ اللَّهُ وَمَا ذَرَأَ وَمَا بَرَأَ نَفْسًا أَكْرَمَ عَلَيْهِ مِنْ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَمَا سَمِعْتُ اللَّهَ أَقْسَمَ بِحَيَاةِ أَحَدٍ غَيْرِهِ

“Alloh tidak pernah menciptakan dan tidak pernah menghidupkan satu jiwapun yang lebih mulia dari Muhammad ﷺ. Dan aku tidak pernah mendengar Alloh bersumpah dengan kehidupan seorangpun selain kehidupan beliau ﷺ.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Mengapa Alloh ﷻ bersumpah dengan umur Nabi Muhammad ﷺ? Karena seluruh bagian dari umur Nabi ﷺ adalah kehidupan yang penuh berkah. Hal ini menekankan kepada kita bahwa sejarah Nabi ﷺ itu sangat spesial, tidak sama dengan sejarah-sejarah yang lainnya.

Ibnu Katsir rohimahulloh berkata :

أَقْسَمَ تَعَالَى بِحَيَاةِ نَبِيِّهِ، صَلَوَاتُ اللَّهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، وَفِي هَذَا تَشْرِيفٌ عَظِيمٌ، وَمَقَامٌ رَفِيعٌ وَجَاهٌ عَرِيضٌ

“Alloh Ta’ala bersumpah dengan kehidupan Nabi-Nya ﷺ, dan ini menunjukkan akan pemuliaan yang agung, kedudukan beliau yang tinggi, dan martabat beliau yang besar kemuliaannya” (Tafsir Ibnu Katsir)

Bersambung …