Tafsir al-Qur’an: QS. An-Naba’, Ayat 17-20

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Jika pada tafsir ayat 6-16 membahas tentang perkara-perkara yang berkaitan dengan penciptaan alam. Maka setelahnya itu masuk ke dalam pembahasan yang baru, Allah ﷻ menjelaskan tentang dahsyatnya hari kiamat. Allah ﷻ berfirman:

 إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتاً

“Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang sudah ditetapkan” (QS. An-Naba’, Ayat 17)

Yaitu hari kiamat yang pasti datangnya. Barang siapa yang meninggal dunia maka dia telah memasuki kiamat kecil. Dan selanjutnya dia akan memasuki alam akhirat. Hari kiamat sudah tegak baginya meskipun kiamat kubra (kiamat besar, untuk semua makhluk) belum datang. Setiap manusia telah ditentukan kiamat baginya, berbeda dengan datangnya hari kiamat besar maka tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali Allah ﷻ. Memang benar Rasulullah ﷺ telah mengabarkan bahwa hari kiamat akan terjadi pada hari jumat, tetapi tidak ada yang mengetahui hari jumat tersebut jatuh pada minggu, bulan, dan pada tahun yang mana. Dia akan datang dengan tiba-tiba, dan kedatangannya tersebut adalah sesuatu yang pasti. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتاً

“Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang sudah ditetapkan”

Allah ﷻ menamakannya dengan hari keputusan/hari pembeda. Sehingga salah satu nama hari kiamat adalah hari pembeda. Karena pada hari tersebut Allah ﷻ akan bedakan antara kebenaran dengan kebathilan, antara orang yang zhalim dan orang yang di zhalimi, antara yang mukmin dan yang kafir, semua dibedakan pada hari tersebut. Allah ﷻ juga akan membedakan antara penghuni surga dan penghuni neraka.

Ketahuilah bahwa pada hari tersebut seluruh atribut akan ditinggalkan dan seluruh pangkat serta jabatan akan ditinggalkan. Di hari kiamat kelak tidak ada kecuali 2 golongan : sebagian di surga, sebagian di neraka jahannam. Tidak ada lagi perbedaan kaya dan miskin, si kaya tidak bisa sombong pada hari tersebut. Si panglima dan jenderal tidak akan bisa sombong pada hari tersebut. Dia tidak akan menampakkan jabatannya, tetapi dia akan termasuk ke dalam 2 golongan, apakah masuk surga atau masuk neraka. Oleh karena itu, hari itu adalah yaumal fashli yaitu hari pembeda antara hak dan bathil, hari pembeda antara yang beriman dan yang kafir, hari pembeda antara yang dibenarkan dan yang didustakan.

Kemudian Allah ﷻ menyebutkan :

 يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَتَأْتُونَ أَفْوَاجاً

“pada hari tersebut sangkakala ditiup lalu kalian akan datang berkelompok-kelompok” (QS. An-Naba’, Ayat 18)

Pada hari kiamat akan terjadi 2 tiupan sangkakala dan hari kebangkitan akan terjadi pada tiupan yang kedua. Yang akan meniupkan sangkakala adalah malaikat israfil yang disebut dengan shahibul qarn. Dia akan meniup semacam bom dengan tiupan yang sangat dahsyat sehingga tatkala tiupan pertama :

وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ

“Maka seluruh yang hidup di langit dan di bumi akan meninggal/mati tatkala itu, kecuali yang Allah hendaki.” (QS Az-Zumar, Ayat 68)

Kemudian Allah ﷻ berfirman dalam lanjutan ayat tersebut:

ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ

“Kemudian ditiupkan dengan tiupan yang kedua tiba-tiba manusia seluruhnya bangkit”

Dalam ayat ini Allah ﷻ menyebutkan bahwa kebangkitan terletak pada tiupan yang kedua. Adapun jarak antara tiupan pertama dan kedua adalah 40. Namun 40 yang dimaksud tidak diketahui secara pasti apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun karena sang perawi lupa apa yang didengar dari Nabi ﷺ, hanya saja Nabi ﷺ berkata jarak tiupan pertama dan tiupan kedua adalah 40. Dan tatkala tiupan sangkakala yang kedua “فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ” maka semuanya pun dibangkitkan. Kata Allah : “فَتَأْتُونَ أَفْوَاجا“ kalian akan datang kepada kami dalam keadaan berkelompok-kelompok. Pada hari tersebut kata Allah ﷻ:

 وَفُتِحَتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَاباً

“Maka langit-angit akan dibukakan” (QS. An-Naba’, Ayat 19)

Langit-langit yang kita saksikan sekarang tidak ada lubang dan tidak ada celahnya sama sekali. Namun pada hari kiamat akan terbuka, akan banyak pintu-pintu yang Allah ﷻ bukakan. Karena pada hari tersebut malaikat akan turun, dan kita tahu bahwa malaikat penghuni langit amatlah banyak. Oleh karena itu, dalam suatu hadits Nabi berkata :

إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ وَحَقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ، مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ

“Sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak lihat, dan aku mendengar apa yang kalian tidak mendengarnya. Langit terasa berat dan pantas bagi langit untuk terasa berat. Tidak ada satu tempat seukuran empat jari kecuali ada malaikat yang sujud di atasnya” (HR. Ahmad no 21516, At-Tirmidzi no 2312 dan Ibnu Maajah no 4190 dengan sanad yang hasan)

أَطِيْطٌ asalnya adalah suara yang keluar dari rahil (pelana onta yang terbuat dari kayu) tatkala diduduki oleh penunggang onta. Atau suara rintihan onta tatkala dibebani dengan beban yang sangat berat. Maksud dari hadits di atas adalah langit seakan-akan merasa keberatan karena betapa banyaknya malaikat yang menempati langit.

Pada hari kiamat kelak langit-langit akan terbelah dan terbuka menjadi seperti pintu-pintu, para malaikat itu pun turun (lihat Tafsir al-Baghawi 8/313). Hal ini sebagaimana firman Allah :

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّماءُ بِالْغَمامِ وَنُزِّلَ الْمَلائِكَةُ تَنْزِيلًا

‘’Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang’’ (QS. Al-Furqan, Ayat 25)

Pendapat yang lain menyatakan bahwa langit-langit pada hari kiamat terbelah-belah sehingga menjadi seperti potongan-potongan kayu seperti pintu-pintu (Lihat Tafsir ath-Thabari 24/19)

Kemudian Allah ﷻ berfirman:

 وَسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَاباً

“Dan dijamakkanlah gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah dia” (QS. An-Naba’, Ayat 20)

Gunung-gunung di akhirat kelak akan diangkat oleh Allah ﷻ kemudian diterbangkan di udara lalu dihancurkan oleh Allah ﷻ. Dan ini terjadi tatkala tiupan sangkakala yang pertama dimana bumi ini akan dihancurkan dan digoncangkan dengan sedahsyat-dahsyatnya. Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam banyak surat. Allah akan menggantikan bumi ini dengan yang lain, bumi di padang mahsyar yang dijadikan sebagai tempat untuk kita dihisab oleh Allah bukanlah bukanlah bumi yang sekarang kita pijak. Allah mengatakan:

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْض

“Pada hari dimana Allah akan gantikan bumi dengan bumi yang lain.” (QS. Ibrahim, Ayat 48)

Bumi yang akan kita pijak di padang mahsyar nanti berbentuk datar, tidak ada gunung dan tidak ada lembah. Semua gunung dihancurkan oleh Allah,

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا

“Mereka bertanya kepada engkau tentang gunung-gunung, katakanlah; Tuhanku akan menghancurkan (pada hari kiamat) sehancur-hancurnya” (QS. Thaha, Ayat 105)

Gunung-gunung besar yang sekarang kita saksikan akan hancur lebur menjadi seperti fatamorgana, dari kejauhan terlihat seperti air, namun dari dekat ternyata adalah debu-debu yang berterbangan (lihat Tafsir ath-Thabari 24/20)