Tafsir al-Qur’an: QS. An-Naba’, Ayat 21-30

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Ketika tafsir sebelumnya membahas tentang dahsyatnya hari kiamat. Selanjutnya membahas tentang Neraka. Sungguh, bahasan yang tak luput dari linangan air mata. Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا

“Sesungguhnya neraka jahannam itu sebagai tempat pengintai”.

Setelah Allah menyebutkan tentang dahsyatnya hari kiamat, Allah kemudian menyebutkan pembahasan selanjutnya yaitu tentang neraka jahannam. Sesungguhnya para penjaga neraka akan mengintai, terutama mengintai manusia yang sedang melewati shirath (jembatan yang terbentang di atas neraka). Neraka mengintai untuk menjerumuskan mereka ke dalam neraka. Neraka jahannam mengintai siapa? Allah kemudian berfirman:

 لِلطَّاغِينَ مَآبًا

“Merupakan tempat kembali bagi orang-orang yang melampui batas.”

Ini adalah ancaman bagi orang-orang musyirikin, orang-orang kafir, orang-orang yang melakukan kedzhaliman dan melampui batas di atas muka bumi ini. Merekalah yang diintai dan ditunggu oleh neraka jahannam.

لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا

“Mereka akan tinggal dalam waktu yang lama di neraka jahannam.”

Ada khilaf diantara para ulama tentang makna أَحْقَابًا. أَحْقَابًا adalah bentuk jamak dari حُقُبْ. Sebagian salaf menafsirkan حُقُبْ dengan 70 tahun, ada yang mengatakan 80 tahun, dan ada pula yang mengatakan 300 tahun.

Maksud dari pendapat-pendapat di atas adalah dengan perhitungan setiap harinya seperti 1000 tahun di dunia. Sehingga yang berpendapat bahwa الْحُقْبُ adalah 70 tahun berarti setiap tahunnya ada 12 bulan, kemudian setiap bulannya 30 hari, dan setiap harinya 1000 tahun. Maka satu al-huqub ada 1000 tahun kali 30 (hari) kali 12 (bulan) kali 70 (tahun) sama dengan 25 juta tahun lebih dengan ukuran tahun di dunia. Adapun pendapat yang mengatakan satu al-huqub adalah 300 tahun tentu lebih banyak lagi.

Namun dalam ayat ini Allah tidak mengatakan satu al-huqub akan tetapi Allah menyatakan dengan lafal jamak yaitu أَحْقَابًا (banyak huqub) yang intinya adalah orang-orang yang berbuat bermaksiat melampaui batas akan tinggal di neraka jahannam dalam waktu yang sangat lama. Jika mereka orang-orang kafir maka خَالِدَيْنِ فِيهَا “kekal dalam neraka tidak akan keluar”. Yaitu jika selesai al-huqub yang pertama akan datang al-huqub yang kedua, begitu seterusnya sampai tiada penghujungnya.

Jika mereka orang-orang yang berbuat zhalim, tetapi tidak kafir dan juga tidak musyirik maka mereka akan tinggal di neraka jahannam dalam waktu yang lama, boleh jadi ratusan ratusan tahun, ribuan tahun, atau bakan jutaan tahun, tentu ini adalah waktu yang sangat lama.

Oleh karena itu, hendaknya seseorang itu jangan mengatakan, “meskipun saya bermaksiat namun saya masih islam, saya akan diadzab oleh Allah dan suatu saat saya akan dikeluarkan dan dimasukkan kedalam surga.” Apa yang dikatakannya memang benar karena seorang muslim tidak akan kekal di dalam neraka, dan ini adalah aqidah ahlussunnah. Yang kekal dalam neraka jahannam adalah orang-orang musyrik dan orang-orang kafir, adapun orang muslim dia tidak akan kekal di neraka, dia akan diadzab namun dia akan dikeluarkan. Tetapi hendaklah diingat bahwasanya jika seorang muslim telah diadzab maka ingatlah bahwa أَحْقَابًا sangat lama, bukan waktu yang sebentar. Jangan sampai seseorang mirip dengan keyakinan orang-orang Yahudi yang berkata :

وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (٨٠) بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan mereka (Yahudi) berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja”. Katakanlah: “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya (QS. Al-Baqarah, Ayat 80-81)

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يُدْعَوْنَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ يَتَوَلَّى فَرِيقٌ مِنْهُمْ وَهُمْ مُعْرِضُونَ (٢٣) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ وَغَرَّهُمْ فِي دِينِهِمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bagian yaitu al-Kitab (Taurat), mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara mereka; kemudian sebagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu membelakangi (kebenaran). Hal itu adalah karena mereka mengaku: “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung”. Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. Ali-Imran, Ayat 23-24)

Barang siapa yang masuk ke dalam neraka jahannam niscaya dia akan merasakan kepedihan yang amat sangat dalam waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, kita berlindung kepada Allah dari siksa api neraka jahannam.

Ibnu Katsir menyebutkan salah satu pendapat yang menyatakan bahwa firman Allah أَحْقَابًا berkaitan dengan ayat sesudahnya yaitu (mereka tidak akan merasakan dalam neraka jahannam kesejukan dan juga tidak ada minuman), artinya mereka akan disiksa dengan siksaan tersebut (tidak ada kesejukan dan tidak ada minuman) selama أَحْقَابًا, setelah itu Allah akan memberikan jenis-jenis penyiksaan yang lainnya.

Kemudian kata Allah ﷻ tentang orang-orang yang masuk kedalam neraka Jahannam :

 لَا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْداً وَلَا شَرَاباً

“Mereka tidak akan merasakan dalam neraka jahannam kesejukan dan juga tidak ada minuman.”

Yang dirasakan oleh mereka keseluruhannya adalah kepanasan. Tidak ada air minum yang bisa menghilangkan kehausan mereka. Bayangkan tatkala orang dikumpulkan di padang mahsyar mereka menunggu di hari yang sangat panjang yang 1 harinya seperti 50.000 tahun. Matahari pada saat itu jaraknya satu mil sehingga semua orang dalam kondisi kepanasan pada hari tersebut. Mereka merasakan dahaga yang sangat dan rasa lapar yang sangat.

Para penghuni surga akan diberikan minuman, akan diberikan kelezatan didalam surge. Adapun penghuni neraka, maka rasa lapar yang amat sangat akan menyerang mereka, rasa haus yang amat sangat akan menyerang mereka. Mereka tidak akan menemukan rasa dingin sama sekali di dalamnya, melainkan kepanasanlah yang akan mereka rasakan. Mereka merasa tidak mendapatkan air minum sama sekali. Karena sebenarnya Allah ﷻ menyediakan air untuk mereka, namun air tersebut sebagaimana firman Allah ﷻ:

إِلَّا حَمِيماً وَغَسَّاقاً

“Kecuali air yang mendidih dan nanah”

حَمِيماً adalah air panas yang berada puncak panasnya. وَغَسَّاقاً kata para ulama adalah air yang dinginnya luar biasa tetapi bukan berasal dari air melainkan dari nanahnya penghuni neraka jahannam. Dari luka penghuni neraka, keringat mereka, dan nanah mereka, dikumpulkan dan didinginkan oleh Allah ﷻ kemudian dijadikan air minum untuk mereka. Sesungguhnya ini sangat menyiksa mereka. Selain itu minuman mereka tersebut sangat berbau busuk -sebagaimana penjelasan al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya-. Jadi di neraka jahannam nanti ada sebagian penghuni neraka yang disiksa dengan panas yang amat parah dan terkadang pula disiksa dengan dingin yang amat parah.

Rasulullah ﷻ bersabda :

اشْتَكَتِ النَّارُ إِلَى رَبِّهَا، فَقَالَتْ: يَا رَبِّ أَكَلَ بَعْضِي بَعْضًا، فَأَذِنَ لَهَا بِنَفَسَيْنِ، نَفَسٍ فِي الشِّتَاءِ، وَنَفَسٍ فِي الصَّيْفِ، فَهْوَ أَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الْحَرِّ، وَأَشَدُّ مَا تَجِدُونَ مِنَ الزَّمْهَرِيرِ

Neraka mengeluh kepada Rabb-nya seraya berkata, “Ya Rabbku, sebagian dariku memakan sebagian yang lainnya”. Maka Allah memberi izin baginya dengan dua hembusan, hembusan tatkala musim panas dan hembusan tatkala musim dingin. Maka itulah panas yang paling parah yang kalian rasakan dan dingin yang paling parah yang kalian rasakan.” (HR Muslim No. 617)

Kita tahu bahwa orang yang tinggal pada tempat yang bersuhu 1 derajat atau di bawah minus 1 derajat, maka orang tersebut akan merasa sangat tersiksa karena dingin yang menusuk ke dalam tulangnya. Jadi neraka jahannam bukan hanya berbentuk api yang amat panas tapi juga rasa dingin yang amat parah. Dan ini mudah bagi Allah ﷻ untuk menggabungkan dalam satu tempat, ada yang dingin ada yang panas. Kita saksikan sebagian alat seperti AC atau kulkas. Kulkas dalamnya dingin, namun belakangnya panas. Demikian juga AC, mesinnya panas tetapi mengeluarkan udara yang dingin. Sehingga sangat mudah bagi Allah ﷻ membuat neraka jahannam memiliki tempat yang sangat panas dan tempat yang sangat dingin. Ada حَمِيماً yaitu air yang sangat panas dan وَغَسَّاقاً yaitu nanah darah penghuni neraka jahannam yang sangat dingin yang jika diminum akan sangat menyiksa orang yang meminumnya.

Mengapa para penghuni neraka tetap meminum minuman seperti ini padahal mereka tahu bahwa minuman tersebut hanya akan menambah siksaan bagi mereka, kata para ulama karena saking dahaganya sehingga harus ada sesuatu yang harus mereka masukkan ke dalam mulut mereka. Mereka sampai tidak peduli lagi apa yang mereka masukkan ke dalam mulutnya, meskipun mereka tahu bahwa meminum air panas hanya akan merusak isi perut mereka. Keadaannya sama seperti orang-orang yang kecanduan morfinis dan semacamnya, mereka ingin terus menghirupnya bahkan kadang dijumpai orang yang rela menggoret-goret tubuhnya untuk menghirup darahnya yang mengandung heroin tersebut. Mereka terpaksa melakukannya meskipun merasakan penderitaan. Demikian juga orang-orang musyrikin ketika merasakan dahaga yang amat sangat, mereka harus minum apapun yang bisa diminum. Meskipun air yang diminum adalah air panas yang bisa memotong-motong isi perut mereka, mereka tidak peduli yang penting bisa minum. Bahkan nanah dari para penghuni nereka jahannam yang terkumpulkan terpaksa diminum karena rasa dahaga yang amat yang mereka rasakan. Inilah air minum yang disediakan Allah ﷻ untuk mereka.

Allah ﷻ berfirman:

 جَزَاءً وِفَاقاً

“Sebagai balasan yang setimpal”

Allah ﷻ Maha Adil. Allah ﷻ memberikan balasan seperti itu karena keadilan Allah ﷻ. Allah membalas sesuai dengan apa yang mereka lakukan selama di dunia berupa kerusakan.

Kemudian Allah ﷻ berfirman:

إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَاباً

“Sesungguhnya mereka tidak berharap kepada yaumal hisab (hari perhitungan).”

Orang-orang musyrikin tidak mau dan dan takut akan adanya perhitungan terhadap amal perbuatan mereka di dunia. Padahal mereka akan menemukan hari tersebut.

Allah ﷻ berfirman:

وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا كِذَّاباً

“Mereka benar-benar mendustakan ayat kami.”

Mereka tahu apa yang mereka kerjakan kebanyakannya adalah maksiat. Seandainya mereka tahu bahwa mereka akan dihisab niscaya mereka tidak akan melakukan kemaksiatan. Karenanya mereka tidak meyakini adanya hisab, bahkan mereka tidak mau adanya hisab dan mereka takut adanya hisab. Mereka kemudian mendustakan ayat-ayat Allah ﷻ yang menjelaskan tentang yaumul hisab, ayat-ayat tentang hari kebangkitan, dan ayat-ayat tentang hari persidangan. Kemudian Allah ﷻ berfirman:

وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَاباً

“Segala sesuatu dicatat oleh Allah ﷻ”

Tidak ada kemaksiatan apapun yang luput dari catatan Allah ﷻ dan akan dihadirkan. Mereka akan melihat apa yang telah mereka lakukan, tidak ada kemaksiatan yang mereka lakukan kecuali telah dicatat.

Allah ﷻ berfirman:

فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَاباً

ini ayat yang paling mengerikan, kata Allah ﷻ:

“Rasakanlah adzab Allah ﷻ maka kami tidak akan menambah pada kalian kecuali adzab”.

Ketika mereka diadzab di nereka jahannam dengan berabagai macam siksaan, siksaan yang mereka rasakan tidaklah satu jenis melainka setiap harinya bertambah kadar siksaannya. Orang yang diadzab di neraka Jahannam, mereka akan diadzab dengan beraneka ragam variasi siksaan yang semakin bertambah kerasnya.

Ini adalah ayat yang sangat ditakutkan oleh para penghuni neraka Jahannam. Sampai-sampai Abdullah bin ‘Amr berkata :

مَا أُنْزِلَتْ عَلَى أَهْلِ النَّارِ آيَةٌ قَطٌّ أَشَدُّ مِنْهَا

“Tidak pernah turun satu ayatpun yang lebih berat kepada penghuni neraka dari pada ayat ini.” (Fathul Qadir 5/444)