‘Ulama yang Pertama Kali Menulis Kitab Tajwid

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارِك على محمدٍ وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد

Nama aslinya adalah Abu Musa bin Ubaidillah bin Yahya bin Khaqan. Mengenai asal dari nama al-Khaqani ada yang berpendapat bahwa itu adalah nama marga (gelar kebangsawanan) dari kerajaan Turki dan adapula yang mengatakan bahwa nama itu dinisbatkan pada kakeknya. Di lingkungan tempat ia bermukim ia termasyhur dengan gelar al-Khaqani al-Alim al-Baghdadi al-Muqri.

Beliau lahir pada tahun 248 H, umurnya ketika ayahnya wafat kira-kira 15 tahun, al-Khaqani berasal dari keluarga yang berkecimpung di kementerian dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyyah, ayahnya Ubaidillah adalah seorang menteri di masa pemerintahan khalifah al-Mutawakkil (Ja’far bin Mu’tasim bin Rasyid) wafat pada tahun 247 H. Jabatan ayahnya masih berlanjut pada masa pemerintahan Khalifah Ahmad bin Ja’far al-Mutawakkil.

Abu Muzahim menghabiskan hari-harinya di Baghdad, selain itu juga beliau tinggal di Tsamara’ tempat dimana ayahnya bertugas. Beliau pernah juga tinggal di Mekah dan Madinah. Beliau juga dikenal masih satu generasi dan juga seperguruan dengan Abu Bakar bin Musa atau lebih terkenal dengan nama Ibnu Mujahid (w. 324 H), salah seorang ahli Qira’at yang terkenal dengan karyanya “As-Sab’ah”.

Abu Muzahim al-Khaqani memiliki beberapa guru dalam Ilmu Qira’at dan Hadits yang terkenal pada zamannya, diantaranya :

  • Dalam bidang Hadits
    1. Abu Fadhal Abbas bin Muhammad Ad-Dauri al-Baghdadi (w. 271 H)
    2. Abu Ismail Muhammad bin Ismail at-Tirmidzi (w. 280 H) dan lain sebagainya.
  • Dalam bidang Ilmu Qira’at
    1. Abu Bakar al-Hasan bin Abdul Wahhab al-Baghdadi
    2. Abu al-Hasan Idris bin Abdul Karim al-Baghdadi (w. 292 H) dan lain sebagainya.

Adapun murid-muridnya menurut Imam Ibnu Jazariy, diantaranya :

  • Abu Bakar Ahmad bin Nasr as-Sada’i al-Bashri (w. 373)
  • Abu al-Qasim Zayyid bin Ali al-Ijli al-Kufi (w. 358 H) dan lain sebagainya

Sedikit catatan sejarah yang membahas masa muda Abu Muzahim al-Khaqani. Keluaraga al-Khaqani menjadi terkenal setelah masuk dalam kabinet pemerintahan Dinasti Abbassiyyah dan Abu Muzahim berperan didalamnya. Namun, Abu Muzahim memisahkan diri dari aktivitas politik keluarganya dan memilih untuk melanjutkan studinya dalam Ilmu al-Qur’an dan Hadits, Lughah dan Adab dan juga mengajarkannya.

Secara umum para ‘ulama menilai Abu Muzahim sebagai seorang yang Tsiqah. Menurut al-Marzabani, Abu Muzahim riwayat-riwayatnya dapat dipertanggung jawabkan dikarenakan berdasarkan Atsar dan Ahbar. Kemudian, menurut Abu Amr al-Dany, Abu Muzahim adalah Imam yang dhabith dalam Qira’atnya Imam al-Kisai. Selain itu, Imam adz-Dzahabi juga berpendapat, bahwa Abu Muzahim adalah seorang Qari dan ahli Hadits dari keluarga menteri.

Ada beberapa pendapat mengenai apa saja yang sebenarnya dibahas Abu Muzahim dalam Qasidahnya. Menurut Ghanim Qadduri, Abu Muzahim tidak menulis kitab sebagai sebuah karya. Namun, beliau membuat dua Qasidah yang sangat ringkas yang didalamnya membahas Ulumul Qur’an dan Sunnah serta Tajwid. Menurut Imam adz-Dzahabi, Abu Muzahim hanya membuat Qasidah yang masyhur yang membahas Ilmu Tajwid. Sedangkan menurut Imam Ibnu Jazariy, Abu Muzahim adalah orang yang pertama kali menyusun Ilmu Tajwid dan Qasidah Ilmu Tajwid yang terkenal yang lalu disyarahi oleh Abu Amr al-Dani dalam kitab “at-Taysir”. Berkata Imam Ibnul Jazari Rahimahullah:

مو أول من صنف في التجويد

“Dialah (Abu Muzahim) orang yang pertama kali menulis tentang Tajwid.” (Ahbas fi ‘Ilmit Tajwid hlm. 23)

Mengenai penamaan Qasidah al-Khaqaniyyah, sebenarnya tidak ada riwayat yang menunjukkan bahwa Abu Muzahim menamakan Qasidah ini dengan nama tertentu. Namun kemudian, masyarakat saat itu menisbatkan pada nama pengarangnya yang tidak lain adalah al-Khaqani. Ada pula yang menamakan Qasidah fi al-Tajwid. Penamaan ini merujuk pada tema pembahasan dalam Qasidah tersebut. Ada juga pendapat yang menamakan qasidah ini dengan nama Qasidah ar-Ra’iyyah, penamaan ini dilakukan karena melihat akhiran dari tiap bait qasidahnya berakhiran huruf Ra’. Jika dilihat dari bentuk visualnya, Qasidah ini terdiri dari 51 bait dan disebutkan pada qasidahnya:

أيا قرئ القرآن أحسن أداءه ● يضاعف لك الله الجزيل من الأجر

“Wahai Qari (pembaca) al-Qur’an, baguskanlah bacannya, niscaya Allah melipatgandakan untukmu pahala yang banyak.” (Al-Qashidah al-Khaqaniyah Bait ke-5)

Begitulah Qasidah al-Khaqaniyah, yang dimana setiap Qasidahnya banyak dihafal para penuntut ilmu dan mempelajari syarahnya, bahkan hingga masa kini. Allahu ‘Alam